Ujian SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2018 lalu, diikuti oleh 861 ribu peserta dari sabang sampai merauke. Mereka semua berjuang memperebutkan kursi mahasiswa di perguruan tinggi negeri favorit. Banyak sekali manusia-manusia dan yang diterima kira-kira 2 persen kalau tidak salah.
Nah, saya salah satu dari 800 ribuan camaba (calon mahasiswa baru) yang sedang berjuang dan menunggu apakah kita masuk dan jadi mahasiswa di bulan september nanti atau tidak, who knows? Jadi, oleh karena itu, saya akan menceritakan bagaimana pengalaman saya menjadi peserta ujian SBMPTN dibidang campuran atau Saintek dan Soshum, semuanya diikuti.
Kenapa saya bisa dapat ujian IPC? Karena satu jurusan yang membuatku WAJIB mengikuti ujian IPC itu, yakni Desain Komunikasi Visual. Tau, kan? Jurusan yang semuanya berbau teknologi, editing, menggambar, dan kawan-kawan yang dimana semua hal itu adalah yang kusukai dan lumayan 'jago' bagi saya, walaupun tetap masih belajar lagi dan lagi karna hidup itu penuh akan pembelajaran.
Oleh karena satu jurusan itu, saya diwajibkan untuk ikut padahal saya ini anak IPS atau IIS waktu SMA, but yeah, saya harus melewatinya apapun yang terjadi. Di SBMPTN, tak ada yang namanya anak IPS, IPA, AGAMA, Bahasa, atau apapun itu. Yang ada hanyalah CAMABA. Manusia-manusia yang ingin masuk perguruan tinggi negeri tanpa harus melewati jalur mandiri.
Gambar diatas itu kartu ujianku, seperti yang kalian lihat, saya mengikuti kelompok ujian campuran, sedangkan teman-teman saya yang dari IPS, rata-rata tidak menyusahkan dirinya dan mengikuti kelompok SOSHUM atau Sosial Humaniora. Kenapa juga saya tidak sadar kalau DKV itu Saintek? Masih menjadi misteri.
Karena saya IPC, jadi saya harus datang dari pagi, tidak seperti yang SAINTEK saja atau SOSHUM saja, mereka hanya perlu mengikuti ujian yang mereka wajib ikuti. Yang SAINTEK tak perlu ikut SOSHUM, begitu juga sebaliknya. Tapi IPC harus mengikuti semua, jadi mulai dari jam 08:00 pagi sampai 15:30 sore, atau 8 AM sampai 3:30 PM. Sungguh, sangat melelahkan.
Bagaimana tidak? Kita sudah harus bangun pagi-pagi sekali, terus sarapan, mandi, pakaian, dan kawan-kawan. Semua jadi terburu-buru. Apalagi saya, waktu itu, saya telat tidur dan untung tak terlalu telat bangun, jadi semuanya pas, tepat waktu. But bodohnya, pas pengambilan meja untuk ujian, saya tak memperhatikan nomor peserta di kartu saya sehingga saya harus bertanya again ke pengawas yang of course sangat memalukan, masih pagi-pagi masalahnya, dan jadilah perhatian semua orang.
Oke, detik-detik dibagikannya kertas LJU aka Lembar Jawaban Ujian. Dan pas saya dapat bagian, langsung flashback pas UN SMP, yang sistemnya masih pake bulat-bulat pensil 2B, semua masih manual. Soalnya yang UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer) sudah penuh, jadi yang UTBC saja yang terbuka, atau berbasis cetak/tulis.
![]() |
| Lembar Jawaban Ujian |
Diawali dengan mengisi nomor peserta, terus kode naskah, kalo kode naskah disuruh skip dulu karna belum dibagikan soal, lanjut tanggal lahir, terus nama peserta, dan ada yang disuruh salin, terakhir tanda tangan peserta sama nama terang kalau tidak salah.
Yang disuruh salin itu kurang lebih menyatakan bahwa kita mengikuti Ujian SBMPTN hanya di satu lokasi saja, tidak ditempat lain, dan akan mendapatkan sanksi jika melakukan di tempat lain. Toh gimana juga cara kita ujian ditempat lain kalau SBMPTN-nya serentak se-Indonesia gini? Lucu.
UJIAN SAINTEK (Sains dan Teknologi)
Sudah itu, lembar soal dibagikan. Yang pertama diujiankan itu SAINTEK aka Sains dan Teknologi, saya suka teknologinya, tapi tidak dengan sainsnya, entah mengapa. Tidak suka saja. Tidak cocok, kurang 'ngeh' dan kurang ngena dihati aja.
Keadaanku? PARAH BANGET! Soal-soal SAINTEKnya astagfirullah, membuatku istigfar berkali-kali, setiap baca soal serasa lagi berperang melawan kejahatan untuk bisa mendapatkan tujuh dragon ball lalu ketemu Saskehh yang jadi pangeran di negeri dongeng(?) #Gaje
Beneran dah! Soalnya tak ada perikemanusiaan, semuanya tampak mustahil untuk dikerjakan. Apalah otak-otak anak sosial gini mana bisa menjawab yang hitung-hitungan segitu rumitnya. Angka, huruf, kode, alpha, beta, semua digabung menjadi satu. Serasa ingin buang diri ke rawa-rawa.
Tapi, kita harus mengerjakannya. Dalam waktu 105 menit saja pemirsa, tidak sampai 2 jam atau sekitar 90an menit saja. Mengerjakan 60 soal yang diluar akal sehatku dalam waktu 90 menit saja? Kepalaku serasa terbakar seketika. Beneran loh! Saya seketika stress banget, tapi bawa santai saja walaupun kepala nyut-nyut. Baru ujian pertama, masih ada 2 ujian tersisa. TKPA dan SOSHUM.
Mau lihat seberapa 'gila' saya pas ujian waktu itu? Ini buktinya :
![]() |
| Saking gabut dan berasapnya otak, jadi gambar-gambar yang melambangkan hati yang gundah. |
![]() |
| Soal-soal ini, entah benar atau tidak, saya jawab asal saja :'v |
Udah lihat? Gila kan? Saya mah gitu :'v Pasrah aja dahhhh~
UJIAN TKPA (Tes Kemampuan dan Potensi Akademik)
Setelah itu, istirahat sekitar 15 menit. Terus lanjut ujian, yaitu Tes Potensi Akademik. Kalau ini sih, saya percaya diri dan bangga karna soal-soal inilah yang 'katanya' paling banyak memberi peluang kelulusan, walaupun tak ada yang tahu sih akan kebenaran hal itu, tapi yaa, kita hanya bisa mencoba dan melakukan yang terbaik yang kita bisa.
Nah, bagi kalian yang bertanya-tanya nih, itu soal TKPA kayak gimana sih? Contohnya tuh kayak gini :
Yap, kebanyakan pake logika dan hati(?) untuk menjawab soal-soal ini. Tapi ada matematika dasarnya juga sih, jadi agak gimana gitu. Susah susah gampang, gampang gampang susah. Itu istilahnya kalau saya yang kerjakan, entah kalau kalian. Mau coba kerja? Cek link ini aja~ Disitu ada beberapa contoh soal TKPA bagi yang kepo.
Soal TKPA tidak boleh dibawa pulang by the way, entah kenapa.
Sudah selesai sudah TKPA, eitsss.. masih ada satu lagi, yaitu SOSHUM!
UJIAN SOSHUM (Sosial dan Humaniora)
Setelah TKPA selesai, kita diistirahatkan selama sejam lewat, bayangkan keadaan otak-otak manusia pada saat itu yang mengerjakan saintek dan tkpa sekaligus yang istirahatnya hanya 15 menit? Hangus dan error dah! That's why ada istirahat sejam.
Rencananya disitu saya mau berteman dengan orang baru, tapi selama sejam, saya hanya curhat sama pak Satpam sekolah itu tentang apa yang saya alami dan sekaligus bercakap-cakap ramah tentang diri kita masing-masing, eakkk. Daripada sendirian? Mending gitu dahh.
Sosial, sangat mudah kedengarannya? Tapi memang sih, kalau mengerjakan soal soshum, kebanyakan pakai pengalaman aja atau materi yang selama sekolah saya sih, jadi rada-rada gak terlalu memberatkan otak, bagi saya ya. Entah sama teman-teman lain, soalnya ada yang ambil kelompok soshum aja, tapi belajarnya mati-matian kek dunia adalah segalanya, eak. Tapi gitulah, setiap orang berbeda. Saya hanya diri saya, tak perlu ikut les les karna, hmm, kantong tak sanggup membiayai, kenapa jadi curhat?
5 menit sebelum waktu habis, saya sudah selesai mengerjakan soal SOSHUM. Bukannya apa, tapi mungkin karna 2 tahun ini saya belajar IPS, jadi agak lebih mudah daripada yang SAINTEK yang hanya setahun saya pelajari, itupun tak mendalam dan rada-rada amnesia kalau pelajara IPA gitu. Tidak berjodoh saya dengan IPA.
==//==//==
Nahh~~!!! Itulah tadi pengalaman saya mengikuti ujian SBMPTN, tepatnya khusus kelompok ujian campuran~ Bagaimana menurutmu? Mana yang paling lucu dari cerita diatas? Atau justru tak ngena dihati? Silakan komentar dan bagi juga pengalaman kalian~
Tetap semangat dan stay Istiqomahh!!!








